Kamis, 15 Desember 2016

Garuda Pincang

Garuda Pincang
Dalam mitologi perwayangan,diceritakan burung Jatayu (Garuda) yang gagah berani melawan sang Rahvana. Burung dengan semangat kesatria dan kesaktian menyerupai seorang resi tidak gentar sedikitpun melawan raksasa sakti mandraguna dalam jelmaan Rahvana. Agaknya cerita ini juga melatarbelakangi kenapa lambang Negara kita adalah Garuda.
Semanagat, keberanian dan ketulusan Garuda terus menemani bangsa Nusantara dalam menghadapi perkembangan Zaman. Bumi Nusantara yang kaya raya tak terkira, Gemah ripah loh jinawi menjadi rebutan bangsa-bangsa lain yang manunggal dalam kapitalisme di era globalisasi ini. Namun di abad 20 ini bangsa Nusantara tidak setangguh dulu,tidak seberani dulu dan seperti lupa semangat garuda yang sudah sekian lama tertanam dalam jiwa.

Ada usaha yang terorganisir dengan rapi dan sistematis untuk merampok seluruh isi bumi Nusantara. Bangsa kita dibuat bodoh, dibuat seolah-olah leluhurnya primitif dan bodoh sehingga kita tidak meneladani nilai-nilai orang sebelum kita. Bangsa kita disuapi oleh pengetahuan-pengatahuan materialisme sehingga menganggap dan menilai segala sesuatunya dengan materi (uang). Bangsa kita dimanipulasi sedemikian rupa sehingga sangat konsumtif dan tidak berfikir menjadi bangsa yang produktif. Media-media dikerahkan untuk memunculkan stigma bahwa barang-barang dari luar lebih berkualitas dari barang buatan tangan bangsa sendiri.