Garuda
Pincang
Dalam mitologi
perwayangan,diceritakan burung Jatayu (Garuda) yang gagah berani melawan sang
Rahvana. Burung dengan semangat kesatria dan kesaktian menyerupai seorang resi
tidak gentar sedikitpun melawan raksasa sakti mandraguna dalam jelmaan Rahvana.
Agaknya cerita ini juga melatarbelakangi kenapa lambang Negara kita adalah
Garuda.
Semanagat, keberanian dan
ketulusan Garuda terus menemani bangsa Nusantara dalam menghadapi perkembangan
Zaman. Bumi Nusantara yang kaya raya tak terkira, Gemah ripah loh jinawi menjadi rebutan bangsa-bangsa lain yang
manunggal dalam kapitalisme di era globalisasi ini. Namun di abad 20 ini bangsa
Nusantara tidak setangguh dulu,tidak seberani dulu dan seperti lupa semangat
garuda yang sudah sekian lama tertanam dalam jiwa.
Ada usaha yang
terorganisir dengan rapi dan sistematis untuk merampok seluruh isi bumi
Nusantara. Bangsa kita dibuat bodoh, dibuat seolah-olah leluhurnya primitif dan
bodoh sehingga kita tidak meneladani nilai-nilai orang sebelum kita. Bangsa
kita disuapi oleh pengetahuan-pengatahuan materialisme sehingga menganggap dan
menilai segala sesuatunya dengan materi (uang). Bangsa kita dimanipulasi
sedemikian rupa sehingga sangat konsumtif dan tidak berfikir menjadi bangsa
yang produktif. Media-media dikerahkan untuk memunculkan stigma bahwa
barang-barang dari luar lebih berkualitas dari barang buatan tangan bangsa
sendiri.